Tarik napas.. buang napas.. tarik napas.. buang napas...
*lap aer mata*
Oke.. CingMut sudah siap bikin sedikit review.
Kebayang nggak sih, kalau di saat sedang mempersiapkan
pernikahan, tiba-tiba merasa bahwa orang yang akan menikahi kita bukanlah orang
yang tepat? Wih, berabe kan?
Begitu yang terjadi pada Azalea. Di saat tengah kesibukan
mengurusi segala tetek-bengek pernikahan dengan Edo, sahabatnya sejak 8 tahun
yang lalu, mendadak menjadi ragu-ragu. Ditambah lagi, saat tengah bimbang, ia
bertemu dengan Mario, pria yang menolongnya saat tertabrak.
Atas nama keraguan, dan ketidak yakinan akan masa depan
pernikahan, Lea memutuskan untuk membatalkan pernikahannya dengan Edo dan
mengambil cuti dua minggu dari kantor untuk pergi ke Bandung mencari Mario yang
menurutnya adalah orang yang lebih cocok dengannya, karena mereka punya banyak
kesamaan. Mama Lea menitipkan Lea pada sepasang suami istri, Opa Roy dan Oma
Ratna, yang tak lain adalah sahabat baik almarhum nenek Lea.
Di Bandung, Lea berusaha menjadi pejuang cinta, mencari
Mario dengan hanya bermodalkan sebuah kedai kopi yang pernah diceritakan Mario.
Perkenalan dengan Ebenizer, cucu Opa Roy dan Oma Ana pun ternyata menambah
pelik perasaan Lea.
Namun, bersama Oma Ana dan Opa Roy, mata Lea terbuka akan
banyak hal. Soal mencintai, soal cinta sejati dan soal pernikahan.
Kamu harus beli novel ini, dan baca sendiri kisahnya!! Meow.
CingMut suka novel ini. Suka sekali. Karakter-karakter di novel
ini sangat kuat. Lea ini diceritakan sebagai gadis keras kepala, yang kadang
suka berlebihan memikirkan segala sesuatu, CingMut menyebutnya drama queenlah,
hahahaha.. Dan, terus terang, seringkali CingMut jengkel pada Lea ini. Artinya, Kak A.
Paramita berhasil membangun karakter si Lea ini.
Dan CingMut, teramat sangat jatuh cinta pada Oma Ana. Dengan
hanya membaca novel ini saja, CingMut ikut merasakan kehangatan nenek yang amat
menyayangi cucunya. Merasakan kebaikan Nenek yang selalu ingin membuat cucunya
gembul dengan tidak berhenti memasak makanan enak. Ya ampun.. CingMut cinta Oma
Ana.Coba kalo Mommy baik kayak Oma Ana, CingMut kan pasti bisa ngemil teruuuss.... #eh
Novel ini kadang membuat CingMut tertawa, karena dialog-dialog
antar tokoh itu ajaib. Apalagi dialog antara Lea dan Eben. Seru. Asik sih
dengan cara Lea berdialog. Renyah, terkadang asal nyablak, tapi lucu.
Tapiii... ternyata CingMut tak cukup hanya jengkel dan tertawa.
Rupanya CingMut harus menangis juga! Ah, CingMut memang melankolis. Tapi kisah Opa Roy dan
Oma Ana benar-benar menyentuuuhh sekali. Nggak, CingMut nggak akan memberitahumu
tentang apa, karena kamu sendiri yang harus membaca kisah mereka, buka hatimu
lebar-lebar, dan jangan gengsi untuk menangis kayak CingMut yaaaaa.. Meow.
Oh iya, CingMut paliiing suka bagian akhir-akhir novel. Penjabaran soal cinta-cintaan ala Kak A. Paramita itu ngenaaaa banget tau nggak. Sederhana kata-katanya, tapi yang dibilang semuanya CingMut setujuuuu... :D
Oh iya, CingMut paliiing suka bagian akhir-akhir novel. Penjabaran soal cinta-cintaan ala Kak A. Paramita itu ngenaaaa banget tau nggak. Sederhana kata-katanya, tapi yang dibilang semuanya CingMut setujuuuu... :D
Hokeh, karena CingMut suka sekali sama novel ini, makanya CingMut mau kasiiiihh...
Yeeeaayyy...!! *salamjilat*
No comments:
Post a Comment