September 16, 2013

Inginnya Tidak Ada Finish di Novel Restart

Kalau teman-teman bertanya apakah ini semacam novel romantis? Maka dengan suara paling lantang di muka bumi ini CingMut akan menjawab iya!

Tapi tahukanh teman bahwa romantis tidak harus selalu seorang pria datang menemui kekasihnya membawa setangkai bunga mawar, lalu mengajak sang gadis untuk makan malam ditemani remang-remang (oh oke, menyebut remang-remang yang terlintas di benak CingMut malah hal lain :D), maksudku ditemani redupnya cahaya lilin.

Romantis yang ditawarkan di novel ini bukan romantis yang seperti itu. Tapi kalian semua pasti tahu, perempuan-perempuan mandiri zaman sekarang, wanita-wanita karir yang menghabiskan sebagian besar waktunya di kantor, pasti akan meleleh saat tiba-tiba orang yang dicintainya muncul. 


Oke, novel ini berputar di kehidupan seorang gadis bernama Syiana, seorang banker di sebuah bank terkemuka di kawasan SCBD. Merasa hidupnya nyaris hancur dan tidak bisa move on dari sosok seorang pria bernama Yudha, kekasihnya yang belakangan ternyata berselingkuh dengan mantannya. Syiana merasa teramat pedih karena menurutnya Yudha ini adalah sosok yang amat sesuai dengan kriterianya dan membuat Syiana berniat untuk menghabiskan sisa hidupnya bersama pria itu.

Dalam usahanya mengalihkan pikirannya dari sosok Yudha, ia bertemu dengan Fedrian, (selanjutnya dipanggil Ian), secara tidak sengaja di Hongkong. Awalnya Syiana tidak tertarik pada Fedrian. Yang Syiana tidak tahu adalah, Fedrian ini ternyata artis, salah seorang personel Dejavu, band yang saat ini sedang naik daun. 

Tapi Syiana tidak bisa mengacuhkan Ian begitu saja, karena terlihat bahwa pria ini tengah berusaha mendekati Syiana.

CingMut sudah membaca beberapa novel yang berkisah tentang artis yang jatuh cinta pada rakyat jelata. Tapi novel ini seperti memiliki keunikan sendiri yang membuat enggan untuk melepaskannya. Inilah mungkin hebatnya Nina Ardianti menciptakan karakter tokoh yang kuat. Tokoh yang berseliweran di novel ini lumayan banyaknya. Tapi semuanya memiliki karakter yang melekat kuat di pikiran kita. Sebut saja Edyta, tokoh ini adalah sahabat Syiana. Anaknya bawel, tapi perhatian bukan main pada Syiana, dan benar-benar sahabat yang bisa diandalkan, hanya sayang di bagian-bagian akhir novel ini si Edyta ini tidak muncul, mengingat tokohnya ini penting banget di hidupnya Syiana.

Lalu ada Aulia, rekan sekantor Syiana. Laki-laki yang bermulut tajam, tapi entah mengapa sosok ini enak sekali dijadikan sebagai sahabat dan tempat curhat. Lalu ada Delisa, walaupun sedikit saja dia hadir di novel ini, tapi rasanya CingMut kesaaall sekali pada dia. Huh! 

Cinta kayaknya menu wajib di novel ya. Tapi cinta keluarga, nggak semua novel menyelipkan ini di novelnya. CingMut nggak bisa menahan diri untuk nggak nangis ketika sampai pada adegan Syiana dilarikan ke UGD karena pingsan pas acara launching kartu kredit. Di situ interaksi antara Mama Edyta dan Syiana benar-benar mengharukan. Diceritakan di sini bahwa orang tua Syiana bercerai ketika ia masih berumur 9 tahun (kalau nggak salah ingat), Syiana dan kedua saudara laki-lakinya tinggal dengan ayahnya, otomatis, mereka tidak mendapatkan lagi kasih sayang ibu. Nah, keluarga Edyta ini sudah menganggap Syiana adalah bagian dari keluarga mereka. Mami Edyta ini sayang sekali pada Syiana, dan adegan di UGD rumah sakit dimana Mami Edyta memeluk Syiana dan menangis, sukses bikin terharu. See? Kak Nina Ardianti ini peramu adegan yang hebat.

Satu lagi tokoh yang mencuri perhatian saya adalah Tania, ibu Fedrian. CingMut suka sekali karakternya. Ibu yang cerewet tapi peduli sekali dengan anak-anaknya. Terbuka pada anak-anaknya dan tidak sungkan membantu masalah percintaan anaknya. Bukan seperti ibu-ibu kalangan jetset yang gemar memandang rendah orang lain. Adegan perkenalan Syiana dan ibu Ian di rumah sakit ketika Attar, adiknya Ian sakit itu adegan yang manis menurut CingMut. 

Menurut CingMut novel ini teratur. Masalah demi masalah disusun selapis demi selapis. Hingga adegan di bab akhir novel ini benar-benar gong! Wuaahh.. CingMut tidak akan menceritakan detail adegannya. Tapi Kak Nina Ardianti ini pintar sekali menciptakan suasana dramatis di novelnya. CingMut puaaaaassss dengan endingnya. Sungguh puas.

Dear Kak Nina Ardianti, CingMut persembahkaaaann...

Yap! Lima Paws. CingMut suka bahasanya yang ringan dan mudah dimengerti. CingMut suka hebatnya Kak Nina menciptakan tokoh berikut karakternya. CingMut suka adegan-adegan sedih, manis, gembira, dan marah silih berganti, bener-bener menguras emosi CingMut. CingMut suka latar belakang Syiana yang banker, seingat CingMut, CingMut baru baca novel yang latar belakang tokoh utamanya banker hanya di buku kak Ika Natassa dan Kak Nina Ardianti. Dan terakhir, CingMut benar-benar suka pada endingnya. Brilian kak! 

Keren!

No comments:

Post a Comment